
Kisah Mantan Pembantu yang Kini Jadi Pengusaha Beromzet Puluhan Juta Per Hari | Percaya Proses!
Setiap orang berhak memiliki masa depan yang cerah, termasuk bagi seorang yang awalnya bekerja sebagai pembantu biasa.
Setidaknya, hal itu sudah dibuktikan oleh pria bernama Sugeng Riyadi. Berkat kerja kerasnya, eks pembantu ini akhirnya berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses.
Bagaimana tidak, Sugeng awalnya hanyalah seorang pekerja di sebuah warung mie ayam pinggir jalan.
Setiap harinya, tugas utama Sugeng adalah untuk membantu segala macam operasional warung, seperti mencuci piring, membereskan dagangan, meracik bumbu, hingga melayani pelanggan.
Meski pekerjaannya tergolong banyak dan berat, namun bayaran yang diterima tidaklah sebesar yang dikira.
Bagi Sugeng, honor menjadi pembantu di sebuah warung mie ayam harus tetap disyukuri karena sudah cukup untuk kebutuhan sehari-harinya.
Hebatnya, Sugeng bukanlah orang yang mudah mengeluh pada keadaan.
Dia selalu mengerjakan apa pun yang diminta pemilik warung mie ayam. Dia pun tak pernah hitung-hitungan dengan apa yang dikerjakannya.
Bisa dikatakan, Sugeng adalah tipe orang yang sangat menghargai proses. Dia sangat yakin, jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan sungguh-sugguh, maka hasil yang baik pasti juga akan mengikuti.
Walaupun tergolong sebagai sosok yang ulet dan rajin, Sugeng bukannya tak memikirkan masa depan.
Dia sadar bahwa dirinya tak bisa terus-terusan bekerja sebagai pembantu di warung pinggiran.
Tak tahu kapan dimulai, otak Sugeng secara otomatis selalu merekam bagaimana sang pemilik meracik mie ayam di warung tersebut.
Sembari bekerja sekaligus belajar meracik mie, Sugeng sedikit demi sedikit mulai menyisihkan honornya yang kecil untuk ditabung.
Lalu seiring bertambahnya pengalaman dan pemahaman, Sugeng pun mulai mengerti bagaimana seluk-beluk berjualan mie ayam.
Hingga suatu ketika, Sugeng memberanikan diri untuk berpamitan kepada bosnya. Ya, dia ingin membuka kedai mie ayamnya sendiri.
Tidak hanya itu, dia juga meminta izin untuk memakai resep bosnya saat berjualan nanti.
Namun, Sugeng ternyata cukup pintar. Dia tidak serta merta menduplikat begitu saja resep bos tempat dia bekerja dulu.
Berbekal saran resep dari temannya yang beretnis Tionghoa, Sugeng lalu mengkombinasikan kedua resep tersebut seakan menjadi sebuah resep yang baru.
Saat awal-awal berjualan mie ayam sendiri, resep kombinasinya itu ternyata cukup berhasil.
Hampir setiap hari dagangannya ludes terjual. Padahal, Sugeng hanya berjualan menggunakan gerobak dorong di pinggiran jalan.
Meski pengalaman pertamanya cukup menjanjikan, namun bukan berarti dia tak merasakan hambatan.
Lantaran berjualan di pinggir jalan, seringkali dia harus hengkang akibat adanya razia Satpol PP.
Dia akhirnya memutuskan untuk berjualan di satu tempat saja, yakni di sebuah gang sempit. Tentu, penjualannya menurun drastis di lapak baru tersebut.
Namun kenyataan itu tak membuat Sugeng menyerah begitu saja.
Dia tetap menikmati proses tersebut sembari mencari jalan keluar yang terbaik. Pelan-pelan, Sugeng mulai menemukan lokasi lapak yang jauh lebih strategis.
Tidak butuh waktu lama, dagangan mie ayam Sugeng mulai ramai kembali, sebab resep racikannya memang sudah mantap sejak awal.
Bahkan, kini Sugeng sudah tergolong sebagai pengusaha mie ayam yang sukses karena mampu menjual hingga 2 ribu mangkok per hari.
Tidak hanya menjual mie ayam, dia juga menjual beragam minuman di warungnya tersebut. Dengan begitu, keuntungannya tentu juga bertambah.
Sebagai mantan pembantu, total omzet yang berhasil didapatkan Sugeng dalam sehari kini bisa menyentuh angka Rp26,5 juta.
Seperti kata pepatah, bahwa hasil tak akan mengkhianati sebuah proses. Begitu pula prinsip yang selalu dipegang Sugeng. Kini, dia sudah menikmati hasilnya.
Sumber : Jalantikus.com