
Perhatian industri teknologi khususnya perangkat komunikasi berbasis ponsel pintar di seluruh dunia termasuk Indonesia, belakangan tertuju pada kehadiran seri lanjutan dari satu-satunya ponsel garapan Apple sebagai vendor teknologi kenamaan dunia, yaitu iPhone 13.
Sesuai dengan agenda tahunan yang dimiliki raksasa teknologi asal AS ini, Apple biasanya memang meluncurkan seri lanjutan dari ponsel besutannya setiap satu tahun sekali, lewat gelaran Apple Event yang selama ini hampir selalu berlangsung setiap bulan September.
Sama seperti kehadiran seri sebelumnya, kemunculan iPhone 13 yang akan meramaikan industri ponsel pintar sejatinya memang kerap dihujani oleh berbagai prediksi, baik dari para pegiat teknologi, analis, bahkan sampai bocoran dari orang dalam Apple sendiri.
Namun di saat yang bersamaan, sejak awal kabar kemunculannya tak sedikit pula berbagai pihak yang merasa skeptis akan sejumlah pembaruan yang akan dibawa oleh iPhone 13. Banyak pihak yang merasa bahwa seri lanjutan dari iPhone 12 ini hanya akan membawa perubahan yang tidak terlalu berarti.
Benarkah demikian?
Membandingkan keunggulan iPhone 13 dan pendahulunya

Sama seperti seri sebelumnya, Apple juga menghadirkan iPhone 13 dalam empat varian sekaligus, yaitu iPhone 13 Mini, iPhone 13, iPhone 13 Pro, dan iPhone 13 Pro Max.
Tidak membahas spesifikasi secara terlalu mendetail, kali ini hanya akan diulik lebih dalam mengenai fitur terbaru apa saja yang dibawa oleh iPhone 13 namun tidak dimiliki oleh iPhone 12.
Melansir penjelasan yang dimuat dari laman Tom’s Guide, perbedaan pertama yang dimaksud dapat dilihat pada bagian desain dan tampilan. Pada iPhone 13, Apple membuat notch di bagian depan memiliki ukuran lebih kecil.
Selain itu, meski ukuran panel AMOLED yang digunakan sama, namun iPhone 13 diklaim memiliki tampilam yang lebih cerah denan tingkat keterangan lebih tinggi sebesar 28 persen dibanding iPhone 12.
Apple juga membuat iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max menjadi ponsel pertama mereka yang memiliki layar ProMotion, yaitu layar dengan tingkat refresh rate tinggi mencapai 120 Hz, yang membuat tampilan User Interface (UI) pada layar akan nampak mulus dan realistis.
Keunggulan kedua datang dari sisi dapur pacu. Seluruh varian iPhone 13 diketahui sudah ditenagai oleh chipset A15 Bionic, prosesor ini meningkat dari chipset A14 Bionic yang sebelumnya ditanamkan pada semua varian iPhone 12.
Sedangkan dari sistem operasi, iPhone 13 sudah terlebih dahulu dibekali iOS 15, berbeda dengan iPhone 12 yang saat ini masih menjalankan iOS 14 dan baru bisa mendapat peningkatan sistem operasi terbaru pada tanggal 20 September mendatang.
Sayangnya, dari segi kamera saat ini diketahui tidak ada perubahan terlalu berarti. Beberapa peningkatan yang dimiliki hanya berupa varian iPhone 13 biasa yang sudah dibenamkan fitur stabilisasi gambar optikal sensor shift, yang pada seri sebelumnya hanya dibenamkan Apple untuk iPhone 12 Pro Max.
Adapun peningkatan pada iPhone 13 dengan varian yang lebih tinggi hanya berupa perubahan kamera yang lebih dramatis, dengan membenamkan sensor kamera utama yang lebih besar pada iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max untuk keperluan pengambilan gambar pada tingkat cahaya rendah.
Keunggulan dari segi kapasitas penyimpanan menjadi bagian yang dapat dikatakan mengalami perubahan paling signifikan. Untuk pertama kalinya, Apple memiliki ponsel dengan kapasitas penyimpanan mencapai 1 TeraByte (TB), yang tersedia pada varian iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max, di mana pilihan penyimpanan ini sebelumnya tak tersedia pada varian yang setara di seri iPhone 12.
Kemudian, Apple juga sudah tidak menyediakan varian penyimpanan 64 GB untuk iPhone 13 Mini dan iPhone 13 Mini. Kapasitas penyimpanan minimal dari kedua varian tersebut hanya tersedia dalam pilihan 128 GB.
Kepastian fitur telepon satelit
Di antara sekian banyak prediksi atau bocoran fitur yang bermunculan, nyatanya ada satu hal yang sebenarnya paling diantisipasi, yaitu kehadiran fitur low-earth-orbit (LEO).
Prediksi tersebut sebenarnya pertama kali diungkap oleh analis Apple yaitu Ming-Chi Kuo. Sesuai namanya, Kuo sempat menyatakan bahwa fitur LEO yang kemungkinan akan dibenamkan pada iPhone 13 akan memungkinkan penggunanya untuk dapat berkomunikasi dalam jaringan satelit orbit rendah.
Melalui fitur tersebut, pengguna yang berada jauh dari jangkauan menara seluler baik 4G atau 5G standar, diklaim tetap bisa melakukan komunikasi dengan mengirim pesan dan panggilan telepon meski dalam kondisi minim sinyal.
Kuo mengeklaim bahwa iPhone 13 akan dapat terhubung langsung ke satelit orbit rendah bumi berkat modem internet Qualcomm X60 5G yang telah dikustomisasi oleh Apple. Dijelaskan bahwa satelit LEO yang akan digunakan adalah satelit yang mengorbit rendah mengelilingi bumi sekitar 160 hingga 1.000 kilometers di atas permukaan laut.
Namun ternyata, saat peluncuran pada Apple Event yang berlangsung tanggal 14 September lalu, Apple sama sekali tidak membahas mengenai teknologi satelit LEO, pun dengan detail spesifikasi yang dimuat pada keterangan di laman resminya.
Meski begitu, masih beredar kabar yang menyebutkan bahwa fitur LEO sejatinya hanya akan tersedia untuk perangkat iPhone 13 di beberapa wilayah dan negara tertentu, namun hal tersebut belum dikonfirmasi secara jelas oleh pihak Apple.
Padahal, jika fitur tersebut benar dibenamkan pada iPhone 13, dan Indonesia masuk ke dalam salah satu negara yang mendapat keistimewaan tersebut, bukan tidak mungkin bahwa kehadirannya akan sangat berguna bagi beberapa pengguna yang kerap mengalami permasalahan komunikasi.
Posisi pasar Apple dan perkiraan harga seri iPhone 13 di Indonesia
Sudah bukan rahasia lagi, jika iPhone memang termasuk ke dalam jajaran ponsel kelas atas (high-end) untuk pasar Indonesia sendiri. Hal tersebut didukung dengan sejumlah spesifikasi mumpuni dan rentang harga di atas rata-rata yang memang baru bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke atas.
Karena itu, bukan hal aneh jika meskipun sudah memiliki peminat dan pengguna setianya sendiri di Indonesia, namun pangsa pasar Apple nyatanya baru mampu menjangkau tidak lebih dari 10 persen pangsa pasar ponsel pintar, dan masih ada di peringkat akhir dalam jajaran Top 5 vendor smartphone di tanah air.
Meski begitu, posisi pangsa pasar tersebut terbukti terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Seperti pada tahun 2018.
Berdasarkan data yang dilansir dari Statcounter, pangsa pasar dari vendor pimpinan Tim Cook ini di Indonesia berada di angka 4,33 persen, kemudian meningkat di tahun 2019 menjadi 5,49 persen, dan terakhir di tahun 2020 menjadi 7,62 persen.
Adapun sejak awal tahun hingga akhir Q2 2021 ini, posisi pangsa pasar Apple konsisten mengalami peningkatan dengan berada di peringkat kelima dengan pangsa pasar sebesar 7,95 persen dan diperediksi akan terus meningkat.
Baca kabar baik lainnya di Good News From Indonesia